Sayyid Usman banahsan, penyebar agama Islam di Kerajaan Siak





“Ada 6 kuburan  utama di komplek ini,  Dua kuburan  di sebelah kiri adalah kuburan Sultan Alam dan isteri. Dua kubur di sebelah kanan adalah kubur Sayyid Usman, Tengku Embung Badariah ‘ ujar Tohiran,  penjaga komplek pekuburan. “ Kubur paling kanan adalah kubur Sultan Muhammad Ali, dan kuburan di belakang adalah kubur dari Tengku Pangeran Kesuma Di Laga, gelar dari Sayyid Zen Al Zufri, cucu Sultan Alam”  sambungnya . Mereka adalah raja, menantu, anak, cucu dari  Kerajaan Siak.

Jika sedang berada di Pekanbaru, cobalah menuju Mesjid Raya Pekanbaru. Di halaman belakang masjid yang pembangunannya masih menyisakan kontrofersi, terdapat komplek makam dari pembesar kerajaan Siak trah Sultan Alam/ Sultan Abdul Jalil Jalamuddin Syah pendiri kota Pekanbaru. Diantara keturunan Sultan Alam ini terdapat bangsawan Arab yang  bernama Sayyid Usman Syahabuddin bin Abdurrahman banahsan

Beliau merupakan menantu dari Sultan Alam yang merupakan seorang ahli strategi perang, ekonomi, agama, dan juga sebagai peletak dasar dari gelar sayyid bagi para raja-raja Siak selanjutnya.

Di saat Sultan Alam hidup mengembara di Selat Malaka sebagai lanun,  meninggalkan kerajaan Siak setelah perebutan kekuasaan antara Tengku Buang Asmara  dan Sultan Alam. Beliau menikah dengan anak dari Daeng Perani Bangsawan Luwu di pulau Tujuh, Anambas, yang bernama Dahing Khadijah. Hasil pernikahan ini memberikan 4 puteri. Diantaranya adalah Tengku Embung Badriyah. Didalam pengembaraan, sebelum Sultan Alam menjadi Sultan Siak ke 4, beliau menikahkan anaknya dengan seorang bangsawan  Arab yang berasal dari Hadramaut, Yaman yang bernama Sayyid Usman Sahabuddin. Stanza/baris syair  Siak ke 383 menceritakan hal ini.

Embung Badariah berparas rupawan
Dinikahkan dengan Arab bangsawan
Sayyid Syarif Utsman nama ilmuan
Gagah perkasa banyak pengetahuan.

Anak dari pernikahan antara Sayid Usman dan Tengku Embung Badariyah menjadi Sultan Siak, Sultan Pelalawan, dan Panglima perang di Tebing Tinggi ( Sumatera Utara ). Sayyid Usman memberikan perananan yang besar dalam perkembangan kerajaan Siak, diantaranya. Sebagai panglima perang dari  kerajaan Siak,  Sayyid Usman menjadi  pemimpin dalam perluasan kerajaan Siak hingga memiliki 12 daerah jajahan atau yang disebut dengan jajahan 12 negeri.  12 Daerah jajahan itu diantaranya, kota Pinang, Pagarawan, Negeri Bedagai, Negeri Kualuh, Panai, Bilah, Batubara, Negeri Asahan, Negeri Serdang, Negeri Deli, Negeri Langkat, hingga akhirnya berhasil mengambil alih Karang Temiang dari Kesultanan Aceh.


Sebagai penasihat kerajaan , saat Sultan Alam masih hidup, Sayyid Usman memberikan masukan kepada Sultan  untuk memindahkan pusat kekuasaan kerajaan dari Mempura ( Siak ) ke Senapelan. Alasan beliau, agar Belanda yang pada saat itu memiliki tangsi  militer di Sabak Auh, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyerang kerajaan Siak. Selain itu, dengan memindahkan ibukota kerajaan makin ke bagian hulu sungai Siak, hal ini untuk membangun  jalur perdagangan baru dengan daerah-daerah di hulu sungai,  seperti Tapung, dan Lima Puluh koto. Saran dari Sayid Usman di dengarkan oleh Sultan Alam,

pada tahun 1762, beliau memindahkan ibukota kerajaan Siak ke Senapelan yang menjadi cikal bakal kota Pekanbaru nantinya. Karena adanya daerah perdagangan baru, ekonomi kerajaan Siak menjadi membaik setelah perang saudara selama dua tahun antara Sultan Alam dan Tengku Buang Asmara.

Selain sebagai panglima perang. Peran Sayyid Usman dalam pengembangan agama islam di Siak juga besar.  Sayyid  Usman berdakwah, berkeliling kampung ke kampung  untuk meluruskan akidah Islam rakyat , sehingga orang Siak dikenal sebagai masyarakat yang mengerti ajaran Islam dengan baik.Dengan bekal ilmu pengetahuan agamanya yang luas, dia menanamkan nilai-nilai luhur ajaran Islam, baik di kalangan Istana hingga rakyat biasa.

Sayyid Usman mengembangkan ajaran Islam di sepanjang Sungai Siak, Sungai Rokan, dan Pesisir Timur.  Sebagai penyebar agama Islam, beliau dikenal namanya sebagai Tuan Said Osman atau Engku Said Osman. Di dalam syair Cik Nakhoda Agam peranan beliau menyebarkan Islam diceritakan,

Tuan Sayyid Osman orang bertuah
Menyebarkan Islam tiada lengah
Budinya elok fiil pun indah
Mukanya manis mulutpun ramah

Engku Sayyid orang pilihan
Membawa Islam sampai ke Rokan
Mudik ke hulu memakai sampan
Banyaklah orang ikut berjalan

Dengan bantuan Sayyid Usman, kerajaan Siak pelan-pelan menjadi kerajaan besar di pesisir timur Sumatera. BAW

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel